Nama Nabi Dan Mukjizatnya

Putra-Putri Nabi Muhammad

Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja, berikut putra-putri Nabi Muhammad SAW:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Qasim lahir di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Kelahiran Qasim ini membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Abu Qasim atau 'Bapaknya Qasim'. Namun, Qasim meninggal pada usia 2 tahun.

Anak kedua Rasulullah SAW adalah Sayyidah Zainab binti Muhammad. Putri Rasulullah SAW ini dinikahkan dengan sahabat Abu Al Ash bin Ar Rabi, yang kemudian dikaruniai dua anak bernama Ali dan Umamah.

Abu Al Ash bin Ar Rabi mengucap dua kalimat syahadat dan mengikuti agama istri dan mertuanya dan pindah ke Madinah. Sayyidah Zainab kemudian meninggal dunia pada 8 Hijriah meninggalkan suami dan anaknya.

Nabi Muhammad SAW kemudian dikaruniai anak ketiga, yaitu Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad. Sayyidah Ruqayyah dinikahkan dengan sahabatnya, Utsman bin Affan, dan dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Abdullah.

Ketika tinggal di Madinah, mereka menghadapi ujian dengan wafatnya putra tunggal mereka pada usia 6 tahun. Tidak lama kemudian, Sayyidah Ruqayyah sakit dan dikabarkan meninggal dunia ketika Rasulullah SAW sedang berada di medan Perang Badar.

Anak keempat Nabi Muhammad SAW adalah Ummu Kultsum. Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun Utbah menceraikannya sebelum mereka sempat hidup bersama.

Setelah itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah istri Utsman, Ruqayyah, meninggal dunia. Ummu Kultsum, putri keempat Rasulullah SAW dari Siti Khadijah, meninggal pada 9 Hijriah.

Putri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan sering kita dengar dalam berbagai riwayat adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Sayyidah Fatimah adalah anak kelima Nabi Muhammad SAW dan putri yang sangat beliau cintai. Ia lahir lima tahun sebelum Rasulullah SAW menerima wahyu pertama.

Sayyidah Fatimah kemudian dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib RA, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima orang cucu untuk Rasulullah SAW, yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin.

Putra terakhir Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah Abdullah. Abdullah lahir setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul, dia lahir di masa permulaan Islam setelah turunnya wahyu. Namun, Abdullah meninggal di Kota Makkah ketika dia masuk kanak-kanak

Nabi Muhammad SAW juga memiliki putra dari istrinya, Mariyah Al Qibthiyah. Keturunan beliau yang juga menjadi putra bungsunya ini bernama Ibrahim.

Ibrahim lahir pada 8 Hijriah di Madinah. Sayangnya, Ibrahim meninggal dunia ketika usianya baru mencapai 17 atau 18 bulan. Dia wafat pada 10 Hijriah. Rasulullah SAW pun sangat bersedih dengan kepergiannya.

Rasul Ulul Azmi dan Mukjizatnya

Dalam membuktikan kenabian yang diterima para nabi dan rasul kepada orang yang meragukannya, Allah SWT memberikan mereka sejumlah mukjizat.

Berikut mukjizat yang dimiliki para rasul ulul azmi, mengutip buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir dan buku Menguak Rahasia Kehebatan Para Kekasih Allah oleh M. Nawawi:

Nama lengkapnya adalah Nuh bin Lamik bin Matwasyalakh bin Khanukh (Nabi Idris AS) bin Yarad bin Mahlayil bin Qanin bin Anwasy bin Syits bin Adam AS (bapak manusia). Menurut banyak ulama, Nabi Nuh lahir 126 tahun setelah Adam AS wafat.

Setelah Nuh AS diutus kepada kaumnya, tetapi hanya sedikit dari mereka yang beriman. Sehingga Allah SWT menyuruh Nabi Nuh untuk membuat kapal besar untuk menghadapi banjir bandang yang merupakan salah satu mukjizatnya.

Ibrahim AS masih merupakan keturunan dari Nabi Nuh, dari anaknya Sam. Nabi Ibrahim memiliki dua istri dan dua anak. Dari istrinya Sarah memiliki putra yakni Nabi Ishaq AS, dan dari Hajar mempunyai anak yaitu Nabi Ismail AS. Juga Ibrahim AS diberi julukan bapaknya para nabi atau abul anbiya.

Di antara mukjizat yang dimiliki Nabi Ibrahim ketika masa dakwahnya yakni jari yang mengeluarkan susu dan madu, selamat dari kobaran api, dan serangan nyamuk kepada Raja Namrud.

Nabi Musa merupakan keturunan Ibrahim AS dari anaknya Ishaq AS. Musa AS adalah salah satu utusan yang Allah SWT tugaskan kepada Bani Israil untuk mengajak mereka beriman dan menyembah-Nya.

Di antara mukjizat Nabi Musa yaitu berbicara langsung dengan Allah SWT seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 253, tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar, membelah Laut Merah, tangan memancarkan cahaya, dan terangkatnya Gunung Sinai.

Merupakan seorang nabi yang dilahirkan tanpa seorang bapak. Sementara ibunya adalah Maryam, seorang wanita sholehah yang Allah SWT muliakan. Mukjizat yang Dia berikan kepada Isa AS di antaranya yakni bisa berbicara selagi masih bayi, mampu membuat burung asli dari tanah liat, menyembuhkan penyakit kulit, dan menghidupkan orang mati atas seizin Allah SWT.

Merupakan nabi dan rasul terakhir yang Allah SWT utus untuk menyempurnakan ajaran-Nya. Bapaknya bernama Abdullah dan ibunya Aminah, serta beliau masih keturunan Ibrahim AS.

Di antara mukjizat yang dimiliki Rasulullah SAW yaitu, diwahyukan Al-Qur'an kepadanya, membelah bulan, air memancar dari jari-jarinya, perjalanan Isra Mi'raj, dan banyak mukjizat lainnya.

Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.

Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.

Peran Nabi Muhammad sebagai Ayah

Dikutip dari buku Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa karya H. Miftahur Rahman, Nabi Muhammad SAW menunjukkan perannya sebagai ayah untuk melindungi anaknya.

Nabi SAW memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Sayyidah Fatimah. Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Sayyidah Fatimah dalam berkhidmat pada ayahnya.

Jika Sayyidah Fatimah datang, Nabi SAW segera berdiri. Ia menjemput Fatimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR Tirmidzi, Sunan Abu Daud). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah perkataannya di hadapan para sahabat ketika berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan sangat menyayangi anaknya.

Sebagai orang tua, mestinya memahami bahwa setiap hal yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya adalah penuh makna, mencerminkan kasih sayang yang mendalam dalam hati ibu dan ayah. Kasih sayang ini perlu ditunjukkan secara nyata dan dirasakan oleh anak melalui berbagai cara dari waktu ke waktu.

Rasulullah SAW juga memberikan teladan terbaik dalam mencintai putra-putrinya dan keluarganya. Beliau menunjukkan sikap sebagai seorang ayah yang lembut, penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasih.

Rasulullah SAW tidak hanya menolong dan memperhatikan anak-anaknya, tetapi juga menjaga mereka dengan penuh perhatian. Kecintaan beliau yang mendalam ini seringkali membuat orang lain terkesan dan penasaran.

'Aisyah Ummul Mukminin RA berkata, "Ada orang Arab yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Sesungguhnya anda mencium anak-anak Anda padahal kami tidak pernah menciumi mereka?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang di hatimu'?"

Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra' bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra',

"Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka." Maka Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda, "Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang."

Riwayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama seorang ayah yang penuh kasih sayang, yang secara aktif menunjukkan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya.

Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai bapak para nabi. Dua di antara nama anak Nabi Ibrahim AS termasuk 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita imani.

Nabi Ibrahim AS diketahui memiliki 13 orang anak dari keempat istrinya. Meskipun begitu, di dalam Al-Qur'an Allah SWT hanya menyebut dua nama anak Nabi Ibrahim AS, yaitu Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.

Dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir dan diterjemahkan oleh Saefulloh MS mengisahkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Ibrahim AS lahir di Barzah, sebelah timur Damaskus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Allah SWT membinasakan Raja Namrud melalui tangan Ibrahim AS, beliau segera hijrah ke Harran. Setelah itu, Nabi Ibrahim AS pindah lagi ke Syam kemudian menetap di Iliya. Pada saat itu, lahirlah Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.

Adapun, istri pertama Nabi Ibrahim AS, yaitu Sarah wafat terlebih dahulu di Hebron suatu wilayah yang letaknya di negeri Kan'an dalam usia 127 tahun. Meninggalnya Sarah membuat Nabi Ibrahim AS merasa sangat sedih bahkan ia sempat menangis dan memohonkan rahmat kepada Allah SWT untuk istrinya itu.

Nabi Ibrahim AS lalu membeli sebidang tanah milik seseorang dari bani His yang bernama Afrun bin Sakhr Mugharah seharga 400 mistqal yang pada akhirnya Sarah pun dimakamkan di tanah itu.

Masih dalam buku tersebut, hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim AS menikah dengan Qanthura binti Yaqthan berasal dari kaum Kan'an. Dari pernikahannya tersebutlah Nabi Ibrahim AS dikaruniai 6 orang anak.

Setelah Qanthura meninggal dunia, Nabi Ibrahim AS akhirnya menikah lagi dengan Hajun binti Amin. Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai lima orang anak. Hal tersebut dijelaskan oleh Abu Qasim Suhaili dalam kitabnya, At-Takrif wal I'lam.

Ilyasa’ (as) adalah salah satu nabi Bani Israel. Nama lengkapnya adalah Yasa bin Akhthub ibn ash-Shakhuz, yang merupakan murid nNabi Ilyas (as) dan menjadi nabi setelahnya.

Banyak kisah telah diceritakan tentang dua nabi besar ini, seperti seorang wanita dari Bani Israel yang memiliki anak bernama Ilyaa’ bin Akhtub membawa Ilyas ke rumahnya untuk menyembunyikannya dari musuh; untuk berterima kasih kepadanya, Nabi Ilyas berdoa untuk putranya Ilyasa’ yang sakit parah, dan kondisi anak itu membaik dan penyakitnya hilang. Melihat keajaiban ini, Ilyasa’ percaya pada Nabi Ilyas dan terus bersamanya sejak saat itu.

Beberapa orang mengatakan bahwa Nabi Ilyasa’ memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ilyas dan mereka adalah sepupu, dan setelah kematian Nabi Ilyas, Ilyasa’ mengajak masyarakat orang untuk menyembah Allah swt.

Banyak mukjizat telah dimiliki Nabi Ilyasa’. Diantaranya adalah, bahwa dia juga berjalan di atas air seperti Nabi Isa (as), menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang menderita kusta.

Nama Ilyasa’ disebut dua kali dalam Alquran di dalam surah Al-An’am dan surah Shad. Dalam surah Al-An'am disebutkan bahwa ia adalah keturunan Nabi Ibrahim (as), tetapi tidak disebutkan apakah ia salah satu dari nabi bani israel atau bukan. Dan ia juga dipuji dalam surah Shad dan disebutkan dengan baik bersama dengan dua nabi "Ismail (as)" dan "Zulkifli (as)".

Di dalam Taurat dan Kitab Raja-Raja, nama nabi ini adalah Elisa bin Shafat; Arti Ilyasa’ dalam bahasa Ibrani adalah "penyelamat" dan arti dari Shafat adalah "hakim". Dia memiliki posisi yang tinggi dan penuh ketekunan.

Ketika Nabi Ilyasa’ ingin memilih pengganti untuk dirinya, dia berkata: Siapa pun dapat menerima tugas ini, dimana ia berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari dan tidak pernah marah saat menghakimi. Nabi Allah memberitahukan syarat ini kepada umatnya tiga kali, dan dalam tiga kali, pemuda yang tidak dihargai orang dan dianggap miskin, menerima syarat tersebut, dan pada hari ketiga Nabi Ilyasa’, memilihnya sebagai penggantinya dan ketika dia memenuhi janjinya, Allah memujinya dan menamainya dengan Dzulkifli.

Ada sebuah makam di Al-Awjam, semenanjung Arab sebelah timur di wilayah Syiah Arab, yang dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. Namun, makam ini telah hancur. Makam lain di Turki dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. (HRY)

Terdapat lima rasul yang memiliki kedudukan istimewa di antara banyaknya para utusan Allah SWT, sehingga mereka diberi gelar ulul azmi. Siapa saja?

Menurut riwayat hadits yang dinukil Imam Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa, jumlah nabi dan rasul yang diutus Allah SWT ada banyak. Disebutkan terdapat 124.000 nabi sementara jumlah rasul sebanyak 313. Di antara mereka ada perbedaan kedudukan sebagaimana yang Allah SWT nyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 253:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍۗ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Para rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Di antara mereka ada yang Allah berbicara (langsung) dengannya dan sebagian lagi Dia tinggikan beberapa derajat."

Haddad Alwi dalam buku Uswatun Hasanah menyebut perbedaan tersebut pada masing-masing derajat mereka. Ada nabi yang fadhil (utama) serta juga nabi yang afdhal (lebih utama).

Nabi dan rasul yang afdhal digolongkan Al-Qur'an sebagai ulul azmi, yakni para nabi yang disifati sebagai pemilik keteguhan atau tekad yang kuat. Rasul ulul azmi berjumlah lima, yaitu Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

Kelima rasul ulul azmi bahkan disebut secara khusus dalam Surat Al-Ahzab ayat 7:

وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖوَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ

Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, darimu (Nabi Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam. Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."

Mereka termasuk ulul azmi lantaran punya keteguhan hati yang kuat dalam menjalankan amanat serta tanggung jawab begitu besar sehingga harus bekerja keras. Selain itu, setiap halangan yang mereka hadapi saat menyiarkan ajaran Allah SWT dapat dilalui dengan baik.

Nama Anak-anak Nabi Ibrahim AS

Adil Musthafa Abdul Halim dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur'anil Karim dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-Kattani dan Fithriah Wardie turut menjelaskan mengenai nama anak-anak dari Nabi Ibrahim AS. Inilah ke-13 nama anak Nabi Ibrahim AS:

Itulah tadi nama anak Nabi Ibrahim AS yang berjumlah 13 orang.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa meskipun Nabi Ibrahim AS memiliki beberapa orang anak laki-laki namun yang paling terkenal di antara anak-anak Nabi Ibrahim AS hanya dua orang bersaudara yang sama-sama agung serta sama-sama diutus sebagai Nabi dan Rasul. Kedua anak tersebut ialah Ismail AS dan Ishak AS.

Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bani Hasyim dari suku Quraisy. Menurut sejumlah Sirah Nabawiyah, nama Nabi Muhammad SAW berasal dari kakeknya, Abdul Muthalib.

Nama "Muhammad", sendiri berarti orang yang terpuji. Pada saat itu nama tersebut belum pernah dipakai oleh orang-orang Arab pada masa pra-Islam.

Nabi Muhammad SAW mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizhar bin Ma'ad bin Adnan dan selanjutnya hingga bertemu garis keturunan dari Nabi Ismail AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disebutkan dalam buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja.

Sementara itu, merujuk dari buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M) karya Faisal Ismail, pilihan nama Muhammad yang diberikan oleh Abdul Muthalib kepada cucu tercinta sangat tepat, cocok, dan fenomenal.

Dikisahkan dalam buku tersebut, ketika banyak orang Quraisy yang bertanya kepada Abdul Muthalib mengapa ia memberi nama cucunya Muhammad, ia menjawab "Agar cucuku menjadi orang terpuji di langit di sisi Tuhan, dan terpuji di kalangan manusia di bumi."

Sementara itu, masih dalam buku yang sama menjelaskan bahwa kaum orientalis Barat generasi awal seperti Ignaz Goldziher, Theodor Noldeke, dan G. Well yang dengan maksud tendensius mengatakan bahwa nama asli Nabi Muhammad SAW bukanlah "Muhammad" melainkan Qusam atau Qutsamah.

Namun, pendapat ini tidak dibenarkan oleh para ulama. Sebab, riwayatnya palsu dan tidak jelas, sebagaimana dikatakan dalam buku an-Nabiy Muhammad, Insaniyah al-Insan wa Nabiy al-Anbiya karya Abdul Karim al-Khathib dan diterjemahkan oleh Jamaluddin.

Dalam jurnal berjudul Kajian Morofologis Nama-Nama Nabi Muhammad dalam Al-Qur'an karya Nabilatul Ulya juga menjelaskan mengenai nama-nama lain dari Nabi Muhammad SAW. Dijelaskan bahwa sosok nabi Muhammad SAW dinyatakan dalam sejumlah sebutan. Paling tidak, ada lima sebutan sosok Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur'an, yaitu Ahmad, Muhammad, Rasul, Nabi, dan Basyar (manusia biasa).

Masing-masing sebutan tersebut mempunyai karakteristik yang dapat membedakan antara sebutan satu dengan sebutan lainnya. Meski demikian, harus diakui juga bahwa masing-masing antara sebutan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dari lainnya, karena kelima sebutan tersebut tetap bermuara pada satu objek, yakni sosok Muhammad SAW.

Nama lain Nabi Muhammad SAW tersebut turut dijelaskan dalam sejumlah hadits. Salah satunya dari Jubair bin Muth'im RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Sungguh aku mempunyai beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (yang menghapus) yang denganku Allah menghapus kekafiran, aku adalah Al-Hasyir (yang mengumpulkan), yang manusia dikumpulkan pada qodam-ku (masa kenabianku), aku adalah Al-'Aqib (yang paling belakangan) yang tidak ada kerasulan sesudah itu." (HR Bukhari dan Muslim)

Selain itu, dalam riwayat yang berasal dari Abu Musa Al-Asy'ari RA ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW memperkenalkan dirinya pada kami dengan beberapa nama. Beliau berkata:

"Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi (mengikuti nabi sebelumnya), Al-Hasyir (yang mengumpulkan), Nabiyyut taubah, dan Nabiyyur Rahmah." (HR Muslim)

Banyak para ulama yang berbeda pendapat mengenai jumlah nama-nama Nabi Muhammad SAW, Ibnu Dihyah dalam kitab karangannya, berkata: Sebagian ulama berpendapat bahwa, jumlah nama-nama Nabi SAW itu sama seperti jumlah asmaul husna.

'Athif Qosim Amin al-Maliji dalam kitabnya, Asma' Nabi Fii al-Qur'an wa as-Sunnah‛, memaparkan nama-nama nabi itu adalah Muhammad, Ahmad, 'Abdullah, al-Ummi, ar-Rahiim, al-Basyir, asy-Syaahid/asy- Syahiid, an-Nadzir, ad-Da'i ila Allah, al-Muballigh, al-Hanif, al-Mahi, Rasul al-Malahim, al-Hasyir, Nabi at-Taubah, an-Nur, as-Sirojul Munir, al-Musthofa, al-Mudatstsir, al-Muzammil, ath-Thahir, al-Muthahar, al-Muthahir, al-Mutawakkal, al-Amin, ash-Shadiq, Thaha, al-Jami', al-Wali, al-Fatih, al-Hadi, Shohibul Kautsar.